PELATIHAN SASIRANGAN DI DESA BINAAN
Pelatihan Sasirangan di Desa Sungai Rangas Ulu, Kecamatan Martapura Barat sebagai lokasi Desa Binaan
Program Studi Psikologi FK ULM pada Rabu, 27 Juli 2022.
Banjarbaru – Sasirangan merupakan kain tradisional khas Kalimantan Selatan, berasal dari kata Bahasa Banjar, yaitu sirang yang berarti menjelujur. Motifnya dibuat dengan jahitan dengan teknik jelujur. Awalnya, kain sasirangan diyakini dapat mengobati penyakit dan mengusir roh jahat sehingga pembuatannya dibatasi. Namun sekarang, produksi kain sasirangan sudah diperluas dalam berbagai kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan penampilan. Secara umum, pembuatannya masih menggunakan cara tradisional dan merupakan salah satu kearifan lokal yang harus dilestarikan, namun seiring berkembangnya teknologi, muncul kain bermotif sasirangan yang dijual dengan harga yang jauh lebih murah dari kain sasirangan buatan pengrajin Kalimantan Selatan. Kain tersebut ternyata diolah secara masal oleh pabrik, disebut sebagai kain printing.
Berangkat dari hal ini, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK ULM) melaksanakan pelatihan sasirangan yang dikemas dalam kegiatan Desa Binaan bertempat di Poskesdes Desa Sungai Rangas Ulu, Kecamatan Martapura Barat pada Rabu, 27 Juli 2022 pukul 09.15 WITA sampai selesai. Kegiatan ini merupakan program kerja dari Divisi Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa (HIMA) Psikologi FK ULM. Mengangkat tema “Berkarya dengan Budaya Tradisional Guna Meningkatkan Kesejahteraan Jiwa”. Pemilihan tema dilandaskan agar budaya tradisional, khususnya sasirangan harus tetap lestari dan dilanjutkan meskipun perkembangan zaman telah mengarah kepada modernisasi dimana kain printing diolah secara masal oleh pabrik. Kain sasirangan yang memiliki nilai adat dan tradisi diolah secara tradisional dapat dilakukan secara sederhana di rumah masing-masing masyarakat, dan bukan hal aneh apabila pembuatan kain sasirangan dilakukan untuk mengisi waktu luang dan menjadi hobi hingga dapat terbentuk kesejahteraan jiwa.
Kegiatan ini dihadiri oleh Koordinator Program Studi Psikologi FK ULM, Sukma Noor Akbar,M.Psi., Psikolog dan Kepala Desa Sungai Rangas Ulu Zainal Aqli. Pelaksanaan Kegiatan Desa Binaan diawali dengan registrasi peserta yang dihadiri oleh masyarakat desa dengan umur dewasa menengah, dilanjutkan dengan pembukaan oleh MC.
Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dan laporan kegiatan oleh Muhammad Raihan selaku ketua pelaksana kegiatan Desa Binaan ini, Raihan menyampaikan bahwa ”semoga Desa Binaan ini dapat menjadi tempat bagi kita semua untuk menjalin silahturahmi dan saling belajar sehingga masyarakat desa dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dengan cara mudah, selain itu masyarakat dapat mencapai kesejahteraan secara materiil maupun psikologis”
Kemudian penyampaian sambutan Noor Aisyah Amini selaku wakil ketua HIMA Psikologi FK ULM dan Sukma Noor Akbar, M.Psi selaku Koordinator Program Studi Psikologi FK ULM.
Setelah sambutan dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang cara pembuatan sasirangan dan makna warna sasirangan oleh Arman Mahasiswa Psikologi FK ULM. Sesi inti dilanjutkan dengan praktik pembuatan sasirangan yang dipimpin oleh panitia. Peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan sasirangan ini karena sebelumnya mereka belum pernah diajarkan cara membuat sasirangan. Mulai dari tahap membuat pola desain, menjelujur, menarik jelujur sampai membentuk kerutan-kerutan pada kain, pencelupan, melepas jahitan jelujur, dan yang terakhir adalah pengeringan kain. Sesi yang terakhir adalah dokumentasi dan pemberian hadiah kepada peserta yang paling kreatif dalam membuat kain sasirangan. Kegiatan pun diakhiri dengan doa dan penutup yang dipimpin oleh MC.
Melalui kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat membangkitkan kesejahteraan psikologis masyarakat desa melalui kebudayaan yang melatarbelakangi dalam proses memahami masalah atau menyelesaikan masalah, menarik nilai dan filosofi dari pembuatan kain sasirangan yang harus dilakukan dimulai dari ide konseptual, menjelujur tiap-tiap permasalahan secara tenang dan sabar hingga menentukan corak warna sebagai bagian dari resolusi masalah. Diharapkan pula bagi masyarakat desa bisa mempraktikkan kembali bagaimana cara pengolahan sasirangan dengan baik dan benar serta dapat memahami dan menerapkan makna dari warna-warna sasirangan di kehidupan sehari-hari mereka