Kuliah Tamu Prostitusi dan LGBT
Banjarbaru, Dalam rangka menambah pengetahuan mahasiswa psikologi dalam kajian Psikologi Sosial, Program Studi Psikolog Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat menyelenggarakan Kuliah Tamu Perdana pada tahun 2016. Tema yang di angkat cukup menarik karena merupakan persoalan bangsa yang sedang banyak di bahas dari berbagai pihak yaitu mengenai LGBT dan Prostitusi, seperti di ketahui LGBT dan Prostitusi merupakan salah satu kajian psikologi yang banyak di angkat dalam penelitian psikologi sehingga dengan adanya Kuliah Tamu ini akan menggugah keinginan mahasiswa dalam mendalami penelitian berkaitan dengan LGBT dan Prostitusi. Hadir dalam kegiatan Kuliah tamu tersebut adalah Prof. Drs. Koentjoro, MBSc, Ph.d, Psikolog yang merupakan Guru Besar Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan dipandu oleh moderator Rika Vira Zwagerry, M. Psi, Psikolog. Kegiatan berlangsung pada hari Kamis, tanggal 24 Maret 2016di Aula Utama Lt. 3 Fakultas Kedokteran Banjarbaru dari jam 14.00 – 17.00 Wita berlangsung menarik dan ditanggapi antusias oleh mahasiswa dengan banyaknya pertanyaan. Peserta yang hadir hampir mencapai 250 orang mahasiswa dan undangan dari Dosen Psikologi, Himpsi Kalsel dan Apsifor Kalselteng.
Kuliah tamu ini diawali dengan kisah mengenai pengalaman beliau meneliti prostitusi selama 35 tahun. Beliau juga menjelaskan bahwa ada empat syarat yang harus dilakukan jika ingin menjadi seorang peneliti dan psikolog yang baik, yaitu : berani menghadapi objek, berani menghadapi resiko, berani menerapkan kode etik dan yang terakhir berani untuk menceritakan kepada orang yang dicintai. Pada bagian pertama perkuliahan ini, Prof Koentjoro membahas secara gamblang mengenai seks dan pelacuran. Beliau menjelaskan bagaimana prostitusi terjadi dan apa yang menyebabkan mereka menjadi pelacur. Menurut Prof Koen, pelacuran terjadi jika ada perselingkuhan, pembayaran, perbedaan persepsi diantara keduanya tetapi melakukan hal yang sama dan adanya unsur penghidupan. “Jika terdapat empat hal tersebut, itu tetap disebut pelacuran” jelasnya. Selain membahas mengenai prostusi, beliau juga menambahkan mengenai pedhofilia. Menurutnya, suatu kasus dikatakan pedhofilia jika yang menjadi korban adalah anak dibawah umur menurut pandangan psikologi karena pedhofilia adalah istilah psikologi. Anak yang menjadi korban akan mengalami trauma dan dampak lainnya. Jika korban bejenis kelamin wanita dan baru mengalami menarche maka kemungkinan ia akan menjadi sexually aggresive dan jika belum mengalami menstruasi kemungkinan tidak bisa menikmati hubungan seksual nantinya. Sedangkan jika yang menjadi korban adalah anak laki laki bahkan sampai mengalami anal seks maka ia kecenderungan menjadi predator. Pedhofilia terdiri dari dua jenis yaitu heteroseks pedhofilia dan homoseks pedhofilia. Homoseks phedofilia akan menghasilkan homoseks yang baru Menurut Prof. Koen, karaktristik anak yang menjadi korban pedofilia biasanya adalah memiliki kontrol diri yang lemah, kurang kasih sayang, mudah dirayu, pendiam dan tidak suka bercerita sehingga alangkah baiknya jika orangtua lebih menunjukkan perhatian, memberikan pujian dan menstimulasi anak untuk bercerita. “Pelaku pedofilia biasanya orang orang dekat dan dihukum minimal 15 tahun penjara” tambahnya.
LBGT menurut pandangan Prof.Koen merupakan suatu bentuk perilaku menyimpang karena tidak ada agama yang melegalkan LGBT. LGBT dapat dipahami melalui empat teori yaitu teori DNA, teori hormonal, teori psikososial budaya dan teori agama. Prof Koen lebih banyak membahas mengenai teori psikososial budaya. Berangkat dari teori Freud, Perilaku seks terjadi karena adanya libido yang dipengaruhi oleh faktor penghambat dan faktor pendorong dalam diri manusia. pertentangan antara id, ego dan superego dapat menyebabkan perilaku seks yang tidak tepat.Beliau juga membahas mengenai teori dari Carl Jung mengenai anima dan animus. Bagi beliau, LGBT dapat disembuhkan jika pelakunya sadar dan memiliki niat untuk sembuh. Jika ada denial, maka jalan yang dapat dilakukan adalah lewat agama dan kemudian dapat dibantu oleh psikolog.
Prof Koen menutup kuliah tamu dengan memberikan tips menjadi psikolog yang baik yaitu dengan menerapkan SMEPA, Senyum, Mendengarkan, Empati, Peka dan Action. Pada sesi tanya jawab, mahasiswa terlihat antusias untuk bertanya kepada Prof Koen dan dipilih 3 mahasiswa yang beruntung. Rangkaian kuliah tamu selama kurang lebih dua jam setengah ini ditutup dengan pemberian souvenir dari Ketua Prodi Psikologi Unlam, Sukma Noor Akbar, M.Psi, Psikolog dan ketua pelaksana kuliah tamu. Tak lupa juga foto bersama dengan Prof Koen bersama seluruh dosen Prodi Psikologi dan pengurus HIMPSI wilayah. Sampai bertemu kembali di kuliah tamu selanjutnya…